Bagi seorang isteri hamil dan mengandung adalah fithrahnya. Isteri KH. Maksum sedang mengandung. Perutnya besar. Tentu saja ia berbahagia. Namun kebahagiaannya berubah menjadi sedih karena saat diperiksakan ke dokter, ternyata bukan mengandung bayi, namun mengandung daging tumbuh (kanker). Maka iapun diminta untuk segera dioperasi. Betapa sedihnya ia dan suaminya mendengar kabar dan vonis dokter tersebut. Apa daya manusia, takdir harus dijalani.
Ia dan suaminya pergi ke Pondok Pesantren Suryalaya. Mereka hendak mohon doa kepada Abah Anom ra, Mursyid Tarekat Qodiriyyah wan Naqsyabandiyah (TQN) agar operasinya berjalan dengan lancar. Ia mengadukan kandungannya yang ternyata setelah dicek di lab bukan bayi yang dikandungnya, namun daging tumbuh. Abah mendengar keluh kesahnya dan berkata,”Heug, sing jadi jelema.” (Ya, semoga menjadi manusia). Perkataan tersebut semacam doa agar daging tumbuh yang ada di dalam perut KH. Maksum bisa menjadi bayi, dengan pertolongan dan kekuasaan Allah.
Selesai mengadu dan mohon doa, sepasang suami isteripun mohon diri untuk pulang kembali ke rumahnya. Saat keluar dari rumah Abah, baru satu langkah isteri KH. Maksum merasakan gerakan-gerakan di dalam perutnya. Isterinyapun kaget dan segera memeriksakan diri ke dokter. Ajieb. Dokter pun terkejut. Bagaimana tidak, daging tumbuh yang akan dioperasi dan diangkat tersebut ternyata telah berubah menjadi sesosok bayi mungil yang lucu berjenis kelamin laki-laki. Ya, ternyata setelah dioperasi daging tumbuh tersebut berubah menjadi seorang bayi yang diberi nama Sufi Firdaus. Anak tersebut kini diberi nama Idos dan hingga kini masih hidup dan berkhidmah menjadi murid Abah Anom ra. Subhanallah. (Rojaya).