Cakrawala TasawufKisah

Uzlah Jaman Now

Sebagai seorang Mursyid Kamil Mukammil, Pangersa Abah Anom mempunyai konsep pemikiran yang melampaui jamannya. Salah satu yang luput dari perhatian banyak orang adalah makna ujlah, yang dalam kebanyakan pikiran orang sampai sekarang bahwa ujlah itu identik dengan menjauhkan diri dari keramaian manusia dan pergi ke hutan atau masuk gua. Padahal dalam pandangan Pangersa Abah sangat jelas pengertiannya dan sampai sekarang masih relevan untuk berujlah jaman now.

Sebagaimana yang diceritakan oleh Bapak M.A. Aonillah dari Singaparna bahwa dirinya mendapat nasehat dari Pangersa Abah Anom, ketika Pangersa Abah bersilaturahmi ke Singaparna. Pangersa Abah Anom memberi nasehat waktu itu: “keur sorangan tetep loba batur, keur loba batur tetep sorangan, kudu bisa nyumput buni dinu caang”.

Nasehat yang penuh makna dalam ini menunjukkan bahwa ketika kita sendiri, sebenarnya tidak sendiri, tetapi tetap bersama banyak orang. Karena dalam diri seseorang terdapat banyak jisim (yang kelihatan) seperti telinga, mata dan yang lainnya. Sebaliknya meskipun ketika bersama banyak orang di sekeliling kita, tetap hati harus menyendiri ingat kepada Allah SWT. dalam artian zikir khafi. Contohnya seperti apabila sedang bermain sepak bola, walaupun jisim kita melakukan sepakbola tersebut, hati kita tetap ingat kepada Allah SWT. (zikir khafi).

Dalam keadaan apa pun, bagaimana pun dan dimana pun kita harus melakukan zikir khafi. Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu ayat Al-Quran yang artinya kurang lebih:

“…Jangan takut akan kesendirian dan jangan bersedih hati karena Allah selalu bersama kita”.

Maka dimanapun berada, kita harus tetap ingat kepada Allah SWT. (zikir khafi), karena zikrullah merupakan alat untuk bisa bermahabbah dan berma’rifat kepada Allah SWT.

Baca Juga  Apa Hikmah di Balik Penderitaan yang Kita Alami?

Bahkan Pangersa Abah dalam kitab Miftāhushudūr menerangkan bahwa di antara faidah zikir itu ialah:

1). Memperbaharui Iman. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Perbaharuilah imanmu, sahabat bertanya : Bagaimana kami memperbaharui Iman kami ya Rasulullah ? Nabi menjawab: dengan memperbanyak Ucapan Laailaaha Illallah ”.

2) Mengusir syaitan dari diri kita, sabda Nabi :“Jauhkanlah Syaitanmu itu dengan ucapan Laailaaha illallah Muhammadurasuululah”. Hadits lain mengatakan: “Tidak ada seorang pun yang sunyi berdampingan dengan Syaitan, Kata sahabat: Engkaupun tidak disertai oleh syaitan ya Raulallah? “Akupun tidak sunyi dengan keadaan demikian, kecuali bahwa Allah Ta’ala Yang Maha Agung menolongku dari hal seperti ini sehingga selamatlah aku”.

Dalam hadits lain: “Zikir kepada Allah SWT, adalah benteng dari godaan syaitan”.

Bahkan dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman sebagai berikut: “Laailaaha illallah adalah benteng-Ku Barangsiapa mengucapkannya, masuklah ia ke dalam benteng-Ku, dan barang siapa masuk ke dalam benteng-Ku maka amanlah ia dari azab-Ku”.

3) Mendapatkan ketenangan, ketentraman dan sekaligus menghilangkan kebimbangan, lupa dan gundah gulana. Allah berfirman yang artinya: “ Wahai orang yang beriman berzikirlah kepada Allah dan ingatlah dengan zikir kepada Allah hati menjadi tenang”.

Dalam ayat lain Allah berfirman: “Berzikirlah kamu sebagaimana yang diterangkan, mudah-mudahan kamu masuk orang-orang yang takwa” (al-Baqarah: 63)

4) Memerangi hawa nafsu.
Musuh manusia, selain syaitan juga adalah nafsu yang ada di dalam hatinya sendiri. Betapa bahaya serangan nafsu sampai-sampai Nabi sepulangnya dari perang tabuk, menyatakan “Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, sahabat bertanya apa itu perang yang lebih besar ya Rasulallah? Nabi: Jihad melawan hawa nafsu”.

Baca Juga  Nilai pendidikan dalam Shalat

Demikian juga Nabi memandang bahwa jihad melawan nafsu adalah jihad yang paling utama: “Jihad yang paling utama adalah jihadnya seorang laki-laki melawan hawa nafsunya”.

Syeikh Abdul Qadir al-Jilani menyatakan: “Wahai saudara-saudaraku, adapaun tauhid itu membakar syaitan-syaitan yang bersifat manusia dan jin, karena tauhid itu api bagi syaitan dan nur bagi ahli tauhi”. Ahli tauhid menyerang syaitan, sedang ahli musyrik terserang oleh syaitannya

5) Mendatangkan khusu’ dan dhumu’.
Zikir adalah amal dalam segala keadaan hati, dan rasa yang dapat mendekatkan diri kepada maqam yaqin, musyahadah dan syuhud, martabat segala yang gaib yaitu benteng Allah Yang Maha Agung. Barangsiapa yang masuk ke dalamnya, menjadi amanlah ia daripada segala dosa zahir dan batin (Hadis Qudsi).

Adapun asal zikir ialah merasakan lezat dan manis, maka apabila ia sudah meresap kepadamu tidak ada lain akibatnya melainkan khusu’ dan dhumu’ (berlinang air mata), membakar segala kecelaan dalam hati dan rasa, dan tenggelam (dalam kenikmatan).

6) Zikir dapat menyebabkan terbukanya hijab sehingga ia ma’rifat, melihat rahasia besar dan kaefiyat yang agung. Nabi bersabda yang artinya : “Zikir dengan Laailaahaillallaah tidak ada balasan baginya kecuali dibuka Tuhan hijab sehingga dimerdekakan Tuhan kepadanya

7) Menyembuhkan berbagai penyakit hati
Abdul Wahab s-Sya’rani menyatakan: “Ketahuilah sesungguhnya dengan mendawamkan zikrullah maka hilanglah berbagai penyakit hati sepertui sombong, ujub, riya, hasad, buruk sangka, dengki, senang dipuji dan berbagai penyakit hati yang lainya. Pahamilah!

8) Diampuni dosa.
Nabi bersabda yang artinya: “Barang siapa mengucapkan laailaaha illallah Muhammadurrasuulullaah satu kali maka diampuni dosanya meskipun dosanya bagaikan busa lautan, karena banyaknya”.

Baca Juga  Darimanakah Tasawuf berasal?

Dimanapun dan dalam keadaan situasi apapun kita bisa ujlah dengan senantiasa zikrullah dalam hati agar selamat dunia- akherat.

(Sumber Bapak M.A.Aonillah, Acep R oleh Agus Sb)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button