Keagungan Ramadhan meraih Fitrah
Pesona Ramadan sungguh luar biasa. Bulan Ramadan, kata Nabi Saw dalam khutbah menyambut datangnya Ramadan ialah bulan dimana kita diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Apa saja keagungan dari Bulan Ramadan ini?
Pertama, Bulan Ramadan adalah bulan yang mulia. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Siangnya, malamnya, dan jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling mulia. Rugi jika Ramadan diisi dengan amaliyah seperti yang kita lakukan di bulan-bulan lain. Ramadan semoga menjadi bulan terbaik kita dibandingkan bulan-bulan lainnya. Semoga ada peningkatan amaliyah di Bulan mulia ini, amien.
Kedua, Bulan Ramadan adalah Bulan Pahala Dilipatgandakan. Pahala memberi tajil untuk berbukanya orang yang berpuasa di samping mendapat pahala puasa, juga nilainya sama dengan membebaskan budak dan dosa-dosa diampuni. Seorang sahabat bertanya,”Ya Rasulallah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian (memberi tajil)”. Rasulullah meneruskan khutbahnya,”Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.” Jawaban Rasulullah seperti penekanan betapa agungnya amalan memberi tajil, sehingga hendaknya kita berupaya mengamalkannya sekuat tenaga, walaupun hanya memberi tajil dengan seteguk air minum.
Membaca satu ayat di Bulan Ramadan pahalanya sama dengan mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan-bulan lain. Dahsyat. Bila Kita mengkhatamkan Al-Qur’an yang berisi 6236 ayat satu kali di bulan Ramadan, maka pahalanya seperti mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 6236 kali di bulan-bulan lain.
Ketiga, Bulan Ramadan adalah Bulan Yang Istimewa. Kata Nabi Saw dalam khutbah menyambut Ramadan,”Di Bulan ini napas-napasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.” Ya Allah, berapa ratus ribu kali kah kita bernapas dalam sehari semalam? Dan setiap napas tersebut dinilai sebagai tasbih. SubhÁnallah. Bahkan saat tidur kita dipandang sebagai ibadah. MÁsya Allah. Amal-amal kita diterima. Dan ini yang paling dirindukan oleh kita, yaitu mustajabnya doa.
Da’watus sháim mustajábah (doanya orang yang berpuasa mustajab). Mari kita perbanyak beristighfar, semoga dosa-dosa kita diampuni oleh Allah. Karena mau mencari ampunan di bulan apa lagi jika di bulan ampunan ini kita tidak diberi ampunan oleh-Nya? Mari kita perbanyak shalawat kepada Nabi Saw di bulan Ramadan ini, semoga timbangan amal baik kita menjadi berat. Mari perbanyak dzikir dan amaliyah lainnya, insya Allah hidup kita menjadi berkah.
Kita siapkan ilmu tentang puasa. Pahami rukun dan sunah puasa. Pahami dan jauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi atau menghilangkan pahalanya. Siapkan tubuh kita dengan makanan yang seimbang, minum madu, habbatus sauda, olahraga, serta membersihkan rumah dan lingkungannya. Siapkan materi kita. Niatkan dan berdoalah untuk dapat bersedekah tajil setiap hari di Bulan Ramadan. Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Dan Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan (HR. Bukhari).
Keempat, Bulan Ramadan adalah Bulan Kesehatan dan Kecerdasan. Puasa mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan di dunia ini, diantaranya ialah:
- Penyakit lebih mudah disembuhkan
- Lebih mudah menerima pelajaran
- Menghancurkan sel-sel yang tidak dibutuhkan
- Kembali fithrah (awet muda dan cerdas).
Kelima, Bulan Ramadan adalah Bulan Pembentukan Perilaku. Di Bulan Ramadan kita berpuasa dan puasa merupakan salah satu bentuk belajar. Tujuan instruksional umumnya ialah takwa, sedangkan tujuan instruksional khusus ialah hapusnya sifat-sifat buruk dan tumbuhnya sifat-sifat baik. Target puasa ialah hijrah maknawi, yakni perubahan sikap dan perilaku. Misalkan, berhasil jujur, disiplin, pantang menyerah (tekun), empati terhadap dhu’afa, menghentikan tabiat buruk, dsb. Puasa mencegah tumbuhnya watak selfishesness (mementingkan diri sendiri) dan menumbuhkan dorongan internal untuk peduli sesama.
Keenam, Bulan Ramadan Menyimpan Malam Lailatul Qodar. Ada satu malam yang luar biasa yang lebih istimewa lagi dibandingkan malam-malam istimewa lainnya yang ada di bulan Ramadan, yaitu malam lailatul qodar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam tersebut disimpan di malam-malam ganjil dari mulai malam ke-21. Maka Rasulullah Saw. mencontohkan dan menganjurkan kepada umatnya agar ber’itikaf di masjid di malam-malam tersebut. “Adalah Rasulullah Saw. bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, hal yang tidak beliau lakukan pada malam yang lainnya.” (HR. Muslim).
Ketujuh, Bulan Ramadan Mengajarkan Disiplin Tugas dan Waktu. Puasa Ramadan wajib dilakukan oleh setiap muslim mukallaf (sudah baligh dan mengetahui adanya Islam). Waktu sahur dan berbukanya ditentukan, waktu puasanya juga jelas batasannya dari terbitnya fajar shidiq sampai terbenamnya matahari. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dan kesuksesan dan kegagalan seseorang dipengaruhi oleh sikap disiplin.
Di zaman Rasulullah Saw. saat pasukan pemanah yang ditugaskan oleh Rasulullah supaya tetap menduduki pos di atas bukit ikut turun ke bawah karena melihat yang lain beramai-ramai memperebutkan ghanimah karena musuh berlarian, maka akibatnya fatal. Dalam perang uhud tsb, umat Islam mengalami kekalahan. Mengapa? Karena tidak disiplin untuk mentaati perintah Rasulullah Saw. Siapapun yang ingin meraih kemenangan dan kesuksesan baik untuk pribadi maupun masyarakat, maka ia hendaknya bersikap disiplin. Bulan Ramadan adalah bulan kita berlatih menjalankan tugas dengan disiplin. Semoga Ramadan ini menjadi Ramadan yang terbaik yang pernah kita jalani. Semoga setelah Ramadan kita menjadi sosok yang lebih bertakwa. Ibarat ulat yang berpuasa dalam kepompong. Setelahnya, ia menjadi sosok yang baru. Dulu menjijikkan, setelah puasa menjadi indah. Dulu lambat dalam bergerak, setelah puasa menjadi cepat terbang dengan kedua sayapnya. Bi karomati Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin ra, Al-Fatihah………