Tak Selama Balasan Kebaikan diberikan Seketika
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًۭا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌۭ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌۭ فَطَلٌّۭ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat (QS. Al-Baqarah:265)
Ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 265 menggambarkan indahnya balasan bagi orang-orang yang berbuat baik. Namun, dalam realitas, kita seringkali bertanya-tanya, mengapa kebaikan yang kita lakukan tidak selalu langsung kita rasakan hasilnya?’ Pertanyaan ini telah menjadi renungan bagi banyak orang. Mari kita bahas bersama hikmah di balik penundaan balasan kebaikan.
Ada beberapa hikmah dibaliknya antara lain; ujian keikhlasan. Salah satu tujuan utama hidup di dunia adalah untuk diuji keimanan dan keikhlasan kita. Ketika kita berbuat baik tanpa mengharapkan balasan duniawi, maka keikhlasan kita semakin terasah. Allah ingin melihat apakah kita benar-benar beribadah hanya kepada-Nya atau karena ingin mendapatkan pujian atau balasan duniawi.
Hikmah yang kedua adalah penundaan kebaikan. Terkadang, Allah menunda pemberian balasan kebaikan untuk kebaikan yang lebih besar di masa depan. Bisa jadi, kebaikan yang kita lakukan akan membuka pintu rezeki yang lebih luas, atau bahkan menjadi sebab kita masuk surga.
Hikmah berikutnya adalah kebaikan dunia dan akhirat. Balasan atas kebaikan tidak hanya berupa materi atau kenikmatan duniawi, tetapi juga berupa pahala yang besar di akhirat. Allah memiliki cara-Nya yang sempurna untuk membalas setiap amal baik hamba-Nya.
Hikmah yang terakhir adalah rahasia Allah. Allah mengetahui waktu yang paling tepat untuk memberikan balasan atas setiap amal. Kita sebagai manusia tidaklah mengetahui rahasia di balik penundaan tersebut. Mungkin ada hikmah yang tersembunyi di baliknya yang belum kita pahami
Alkisah, pada suatu hari Hasan dan Husain, cucu rasulullah SAW. berangkat haji ke Makkah ditemani seorang sahabatnya, Abdullah Ibnu Jafar. Di tengah perjalanan, perbekalan yang mereka bawa sudah habis, padahal perjalanan ke Makkah masih jauh.
Rasa haus dan lapar pun menyerang mereka. Matahari bersinar terik sehingga cepat merasa haus dan lelah. Bibir mereka kering dan perut mereka sangat lapar. Mereka berharap bertemu sseorang yang dapat memberi makan dan minum. Akhirnya dalam perjalanan itu, meraka melihat seorang nenek yang melintas dan menuntun seekor kambing yang gemuk.
‘’Duh…nek, bolehkan kami meminta sedikit air susu kamping itu?’’ tanya mereka. Melihat meraka yang kehausan itu, sang nenek yang baik hati, segera memeras susu kambing dan memberikannya kepada mereka. Apakah kalian juga lapar? tanya si nenek. Mereka bertiga mengangguk.
Si nenek tersenyum, kemudian si nenek memotong kambing satu-satunya itu. Ia kemudian memasaknya dan memberikannya kepada mereka sebagai bekal perjalanan menju Makkah. Hasan, dan Husain pun menerimanya dengan suka cita. Sampai pada akhirnya mereka bertiga sampai di Makkah dengan selamat dan dapat melaksanakan ibdah haji.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan tahun berganti tahun. Hasan dan Husen tidak bertemu sang nenek itu. Sampai pada suatu hari, Hasan melihat nenek tua itu di Madinah. Hasan sungguh terkejut, ia teringat kebaikan sang nenek.
Hasan pun menemui sang nenek dan memberi seribu ekor kambing dan uang seribu dinar sebagai tanda terima kasih. Si nenek sangat kaget dengan hadiah itu. Kemudian nenek itu dibawa Hasan menemuai Husain. Husen pun memberikan hadiah seribu ekor kambing dan uang seribu dinar. Si nenek semakin kaget dan tidak percaya dengan apa yang ia terima.
Nenek kemudian dipertemukan dengan Abdullah Ibnu Jafat, ia pun memberikan hadiah kepada si nenek dua ribu ekor kambing dan uang sebesar dua ribu dinar. Si nenek terbelalak dengan semua kejutan itu. Dia bersyukur kepada Allah SWT atas semua limpahan rezeki yang ia terima. Dia tidak pernah menduga bantuan yang ia berikannya dulu diberikan ganjar sedemikian besar hari ini.
Itulah ganjaran yang Allah SWT berikan kepada ummat-Nya yang berbuat baik di jalan Allah. Namun demikian ganjaran itu tidak selalu diberikan pada saat itu juga, tetapi bisa juga akan diberikan jauh setelah kebaikan itu dilaksanakan. Jangan pernah segan dan berhenti untuk berbuat baik, Insya Allah akan membalas dengan ganjaran yang berlipat ganda jumlahnya.