Cakrawala Tasawuf

Peran Inabah dalam mengembalikan Fitrah manusia

Penulis pernah diskusi dengan salah seorang tamu yang datang ke Suryalaya asal Sumatera, ia datang membawa anaknya untuk mengikuti program rehabilitasi di Pondok Remaja Inabah. Anaknya sudah hampir lima tahun mengalami ketergantungan obat-obat terlarang. Ketika penulis bertanya tentang informasi Pondok Remaja Inabah, ia menjawab dari internet dan dari saudara yang anaknya pernah juga di rehab. Tamu ini sama sekali tidak tahu bahwa Pondok Remaja Inabah hanya sebuah lembaga yang terdapat di Pondok Pesantren Suryalaya.

Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebagian masyarakat mengenal Pesantren Suryalaya khusus untuk tempat rehab bagi mereka yang terkena penyakit masyarakat, diantaranya kenakalan remaja. Padahal selain lembaga ini, saat ini Pesantren Suryalaya memiliki lembaga formal yang lengkap dari mulai jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi.

Pondok Remaja Inabah

Mengenai Pondok Remaja Inabah, keberadaan lembaga ini memang tidak dapat dilepaskan eksistensinya dengan Pondok Pesantren Suryalaya. Pondok Remaja Inabah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren Suryalaya yang didirikan oleh Syekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad pada tanggal 5 September 1905.

Seperti yang dituliskan oleh KH. Zaenal Abidin Anwar, bahwa latar belakang berdirinya Pondok Remaja Inabah dikarenakan Abah Anom sering kedatangan warga masyarakat yang ingin menitipkan anak remajanya secara khusus dan mereka datang dari berbagai kota besar, khususnya dari Jakarta. Anak remaja yang mereka titipkan bukan untuk dipesantrenkan sebagaimana anak-anak lain yang ingin menjadi santri pesantren. Mereka adalah anak remaja yang mempunyai perilaku menyimpang dan terlihat tingkat kenakalannya melebihi batas kenakalan remaja pada umumnya ditambah kemampuan berfikir dan daya ingatnya sangat lemah, hal tersebut diakibatkan mereka menjadi korban penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Lama kelamaan jumlah anak yang dititipkan semakin terus meningkat, padahal mereka tidak bisa disatukan dengan para santri biasa yang ada di pesantren. Untuk mensiasati kondisi demikian, maka sekitar tahun 1972, Abah Anom mengambil langkah mendirikan Pondok Remaja Inabah sebagai tempat khusus pembinaan dengan menggunakan kurikulum dan materi khusus untuk membinanya.

Baca Juga  Haji dan potret Ibrahim a.s. dalam puisi

Kurikulum yang diterapkan di Pondok Remaja Inabah sudah diatur sedemikian rupa oleh Pangeresa Abah Anom dari mulai bangun jam 02.00 pagi sampai tidur lagi jam 21.00 malam. Penulis sudah membuktikan beberapa remaja yang bisa sembuh dari ketergantungan obat-obatan setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di Pondok Remaja Inabah.

Pondok Remaja Inabah dalam mengembalikan Fitrah manusia

Bila merujuk data di Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya, saat ini terdapat 12 Pondok Remaja Inabah yang masih aktif menerima dan membina korban-korban kenakalan remaja dan penyakit masyarakat lainnya. Dari banyaknya anak bina yang masuk ke Inabah, mayoritas orang tua / wali yang menitipkan anak-anaknya tersebut memiliki harapan agar mereka kembali kepada fitrahnya, yaitu mau bertaubat dan suci dari perbuatan dosa yang selama ini mereka perbuat.

Betapa tidak, bahwa kegiatan-kegiatan di Pondok Remaja Inabah akan menuntun anak bina untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah yang diawali dengan bertaubat atas dosa-dosa yang telah mereka perbuat sehingga kesucian diri akan terwujud.

Diantara kegiatan yang dilakukan di Pondok Remaja Inabah adalah sebagai berikut:

Mandi Taubat

Mandi taubat merupakan metode pertama yang diterapkan di Pondok Remaja Inabah dalam upaya penyembuhan para korban. Melalui mandi taubat ini anak bina dibersihkan dan disucikan mentalnya.

Mandi Taubat, adalah amalan yang biasa dilaksanakan oleh para sufi dan ahli tarekat. Mandi ini diniatkan untuk taubat atau menghilangkan berbagai dosa dari seluruh anggota tubuh, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mandi taubat ini sangat ampuh untuk meningkatkan kesadaran diri dan penyembuhan dari berbagai penyakit. Manfaat lain dari mandi taubat ini adalah dapat menyebabkan aliran darah ke organ tubuh bagian dalam akan meningkat.

Baca Juga  IAILM Suryalaya Tasikmalaya: Perguruan Tinggi yang Menyeimbangkan Ilmu dan Amal

Dalam dunia kedokteran dikenal hukum Baruch dan Hydroteraphy. Dalam hukum Baruch dikatakan bahwa air memiliki daya penenang bila suhu air sama dengan suhu kulit, sedangkan bila suhunya lebih rendah atau lebih tinggi akan memiliki daya stimulasi atau inhibitis (Simon Baruch : 1921).

Shalat-shalat Fardu dan Sunat

Selain mandi taubat, kegiatan rutin lain yang dilaksanakan di Pondok Remaja Inabah adalah bimbingan pelaksanaan shalat wajib dan shalat-shalat sunnat seperti yang terdapat dalam buku ‘Ibadah’ karya Pangeresa Abah Anom.

Shalat, merupakan ibadah ritual yang baku dalam Islam. Khusus untuk penyembuhan atas ketergantungan Napza, shalat dikerjakan dengan peraturan yang sangat ketat. Semua jenis shalat baik wajib ataupun sunat yang ditetapkan dalam kurikulum Pondok Remaja Inabah, diberlakukan sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seluruh anak bina.

Penerapan amalan shalat sebagai salah satu terapi tazkiyatun-nufus didasarkan pemikiran bahwa shalat mempunyai hikmah dapat mempengaruhi orang untuk tidak berbuat maksiat sesuai dengan Firman Allah : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (Qs. Al-Ankabut : 45)

Pelaksanaan sholat tidak hanya sebagai bentuk tuntasnya kewajiban manusia kepada Allah Swt., namun manfaat lain dari pelaksanaan sholat ini adalah adanya manfaat terapeutik dalam filosofi shalat, yaitu: aspek olahraga, meditasi, sugesti dan aspek kebersamaan (Djamaludin Ancok: 1989).

Apabila merujuk kepada hadist Nabi Muhamad Saw yang diriwayatkan oleh Tirmidzi : “barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah dengan mendapatkan takbir pertama, maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.”

Inilah yang dilakukan di Pondok Remaja Inabah, semua anak bina dibimbing untuk bisa melaksanakan sholat secara berjamaah bahkan sampai empat bulan berturut-turut.

Baca Juga  Nilai-nilai sosial dalam Isra Mi'raj

Dzikir TQN Pondok Pesantren Suryalaya

Pada salah satu kesempatan kuliah subuh, Pangeresa Abah Anom berkata:

Pintu-pintu (hati) manusia jangan sampai terbuka, tetapi harus ditutup. Dan pintu-pintu tersebut dapat ditutup hanya dengan benteng Allah. Benteng yang dimaksud tiada duanya, yaitu “laa ilaaha illallaah”. Sebagaimana hadis Qudsi menyatakan “laa ilaaha illallaah adalah benteng-Ku, baranag siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallaah berarti telah masuk benteng-Ku. Dan barng siapa yang telah masuk benteng-Ku berarti telah selamat dari adzab-Ku, yaitu selamat dari godaan syetan”.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dzikir merupakan cara lain agar manusia terhindar dari godaan syetan yang akhirnya mereka terbebas dari perbuatan maksiat, sehingga manusia selalu dalam keadaan suci.

Dzikir yang diamalkan di Pondok Remaja Inabah adalah dzikir Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyyah. Dzikir ini dilaksanakan secara rutin setelah selesai sholat yang mempunyai manfaat sangat besar dalam upaya pembersihan jiwa.

Ihtitam

Penulis tidak bisa menulis secara rinci semua kegiatan yang dilakukan di Pondok Remaja Inabah, namun demikian dari ketiga kegiatan tersebut bahwa peran inabah bagi pengembalian fitrah manusia sudah dapat terlihat.

Sebagai catatan, penulis memiliki keyakinan bahwa Inabah didirikan oleh Pangersa Abah bukan hanya bagi mereka yang mengalami kecanduan Napza ataupun gangguan mental saja, namun bagi seluruh manusia yang mendambakan kesucian diri dan jiwanya. Oleh karena itu di bulan Syawal ini, mudah-mudahan kita bisa melaksanakan amaliah sesuai dengan tuntunan buku ‘Ibadah’ agar kita bisa mencapai hakikat fitrah . Amiiin.

Walloohu a’lam…

Penulis: Dudin Samsudin (Ketua Kominfo LDTQN Suryalaya/Pembina Inabah 20)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button