Menjadi guru masa depan, tema webinar HMPS PGMI
Dalam memperingati hari guru nasional tahun 2022, Himpunan Mahasiwa Program Studi PGMI Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya Tasikmalaya menggelar webinar pendidikan. Acara digelar secara daring itu bertepatan dengan peringatan hari guru nasional (25/11/2002) yang baru lalu. Dengan mengusung tema menjadi guru masa depan, webinar secara resmi dibuka ketua Prodi PGMI Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya Tasikmalaya, Nana Suryana, S.Ag, M.Pd. diikuti ratusan peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, dan guru.
Dalam sambutannya Nana menyinggung pentingnya menyiapkan guru di era society 5.0. Menurutnya, era society 5.0 merupakan konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Manusia dapat mengintegrasikan kehidupan antara dunia maya dan dunia nyata dengan baik untuk keselarasan dan kualitas hidup. Di era itu, ujar Nana, setiap orang harus menjadi manusia kreatif, inovatif, produktif, adaptif, dan kompetitif. Untuk melahirkan sumber daya manusia yang memiliki berbagai kompetensi tersebut, guru memiliki peran yang sangat strategis.
Ada tiga narasumber yang mengisi webinar. Dr. Dindin Ridwanudin, M.Pd (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ai Rahmah Musyarofah, M.Pd. (Pengurus Pusat Persatuan Guru Madrasah), dan Galih Hermwan (Mahasiswa PGMI IAILM Suryalaya).
Dindin, menyoroti bagaimana tantangan guru masa depan. Menurutnya, ada banyak tantangan yang dihadapi guru terutama memasuki era society 5.0. ‘’Era Society 5.0 menuntut manusia memiliki 4C (Creativity, Ctitical Thingking, Communication, Collaboration). Karenanya guru harus menjadi manusia yang inisiatif, reflektif, dan inovatif. Agar guru memiliki kemampuan itu, guru harus mau mengubah pola pikir, siap berubah, dan petakan pikiran menuju jalan perubahan”, ucapnya.
Senada dengan apa yang disampaikan Dindin, Ai Rahmah mengupas tentang guru antara harapan dan kenyaataan. Menurutnya menghadapi era society 5.0 guru harus memiliki empat profil yaitu agamis dan humanis, literat dan moderat, adaptif akomodatif, dan kreatif inovatif. Ia juga mengungkapkan realitas dari guru saat ini. ‘’Ada relalita guru dilapangan yaitu menutup diri dari perubahan, menganggap siswa tidak lebih pinter dari gurunya, banyak belum melek teknologi, dan masih ada guru yang memperlakukan siswa berdasarkan latar belakangnya’’, pungkasnya.
Tentang bagaimana peran mahasiswa menjadi guru masa depan? Ini dibahas Galih Hermawan. Menurut Galih, mahasiwa sebagai agen perubahan harus menyiapkan diri sebagai insan yang kreatif, inovatif, mandiri, kolaboratif, dan reflektif.