Cakrawala Tasawuf

KEMERDEKAAN: Lebih dari Sekedar Bebas

Kemerdekaan merupakan dambaan dan harapan setiap manusia di muka bumi, karena kemerdekan adalah hak setiap manusia – bahkan setiap makhluk ciptaan Allah SWT.  Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa ‘’sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan’’.

Dalam konteks agama Islam, konsep kemerdekaan memiliki makna yang lebih luas dan mendalam. Bukan hanya sebatas bebas dari penjajahan atau belenggu fisik, namun juga meliputi kebebasan dari belenggu hawa nafsu, kejahilan, dan perbudakan terhadap selain Allah SWT.

Dalam Islam, kemerdekaan sejati adalah ketika seseorang berhasil membebaskan diri dari segala bentuk perbudakan kecuali kepada Allah SWT. Hal ini tergambar dalam konsep tauhid, yaitu keesaan Allah. Ketika seseorang telah mencapai tingkat keimanan yang tinggi, ia akan menyadari bahwa hanya Allah-lah yang berhak disembah, ditaati, dan dimintai pertolongan.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS.Al-Fatihah: 4).

Aspek-aspek Kemerdekaan dalam Islam

Kemerdekaan dari Perbudakan Hawa Nafsu. Islam mengajarkan pentingnya mengendalikan hawa nafsu. Nafsu yang tidak terkendali dapat membawa seseorang pada perbuatan dosa dan melanggar aturan Allah. Dengan mengendalikan hawa nafsu, seseorang akan meraih kebebasan sejati.  Orang yang telah dapat mengontrol nafsu tersebut selalu menerima apa yang telah menjadi ketetapanNya. Inilah kemerdekaan sesungguhnya bagi diri setiap manusia. Sebaliknya, orang yang dijajah hawa nafsu ia akan rakus dan selalu berharap pada apa yang tidak dimilikinya akan menjadikan manusia sebagai hamba sahaya. Ia tidak lagi bisa mengontrol dirinya, namun dikontrol hawa nafsunya. Nafsunya memalingkan dirinya untuk beriman dan berdzikir kapada Allah SWT. Perbuatan apa pun dilakukan demi memuaskan hawa nafsunya.

Baca Juga  "Aku beramal, maka aku ada" (Basis Qurani Ilmu Amaliah Amal Ilmiah)

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَـٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَـٰنًۭا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌۭ

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. Az-Zukhruf: 36)

Kemerdekaan dari Kejahilan. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Dengan ilmu, seseorang dapat memahami agama dengan benar dan menjalankan perintah Allah dengan lebih baik. Kejahilan dapat menghambat seseorang untuk meraih kemerdekaan sejati.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ

Artinya : Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. QS. Az-Zumar: 9)

Kemerdekaan dari Perbudakan Selain Allah. Kemerdekaan sejati adalah ketika seseorang tidak terikat pada materi, jabatan, atau hal-hal duniawi lainnya. Semua itu hanyalah titipan sementara. Keterikatan yang berlebihan pada dunia dapat menghambat seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah.

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ

Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. Al-Munafiqun: 9).

Kemerdekaan dan Tanggung Jawab. Kemerdekaan yang diberikan Allah kepada manusia bukanlah tanpa batas. Kemerdekaan harus diiringi dengan tanggung jawab. Setiap individu bertanggung jawab atas segala perbuatannya di dunia dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari: 2278).

Baca Juga  Memaknai Maulid Nabi di Era Modern

Untuk mewujudkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari, seorang muslim dapat melakukan beberapa hal, antara lain: Meningkatkan Keimanan: Dengan iman yang kuat, seseorang akan termotivasi untuk selalu taat kepada Allah. Menuntut Ilmu: Ilmu pengetahuan akan membuka wawasan dan membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang tepat. Beramal Saleh: Amal saleh merupakan wujud syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah Allah berikan. Menjaga Silaturahmi: Silaturahmi mempererat tali persaudaraan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Kemerdekaan dalam perspektif Islam adalah anugerah yang sangat berharga. Namun, kemerdekaan ini harus dimaknai dengan benar dan diiringi dengan tanggung jawab. Dengan memahami konsep kemerdekaan dalam Islam, kita dapat meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Penulis : Ketua DPP LDTQN Pontren Suryalaya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button