Istiqomah setelah Ramadhan
Ramadhan adalah bulan diklat spiritual dan sosial. Umat Islam dilatih berpuasa selama sebulan penuh ditambah shalat tarawih dan witir. Ada kewajiban menunaikan zakat fithrah. Beberapa orang mengeluarkan zakat maal. Sedekah baik untuk ta’jil, santunan yatim dan dhu’afa, maupun lainnya juga meningkat. Kajian ilmu keislaman sebagai bentuk dakwah juga semarak dimana-mana, baik saat kultum tarawih, kuliah shubuh maupun kajian dhuha dan lainnya. Orang berlomba-lomba mengkhatamkan Al-Qur’an. Di beberapa masjid ada program ‘itikaf selama beberapa hari di akhir Bulan Ramadhan. Masjid dan mushola yang biasanya sepi menjadi ramai dengan jama’ah. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Kemakmuran spiritual dan sosial tsb diharapkan bukan hanya terjadi di Bulan Ramadhan, namun juga hendaknya berbekas pada 11 bulan setelahnya. Mari kita membuat program untuk bulan-bulan setelah Ramadhan. Diawali dengan melakukan evaluasi terhadap kegiatan di Bulan Ramadhan, terus dibuat planning (perencanaan) untuk melakukan kegiatan di 11 bulan setelah Ramadhan. Ini merupakan upaya agar kita istiqamah atau mudawamah (rutin). Dari Aisyah ra berkata, Nabi saw pernah ditanya,”Manakah amal yang paling dicintai oleh Allah?” Nabi Saw bersabda,”Amal yang dilakukan secara terus-menerus (istiqamah atau mudawamah) meskipun sedikit.” (HR. Bukhari).
Pertama, Istiqamah dalam berpuasa. Program berpuasa sunah setiap bulan dan menahan diri dari harta yang haram dan syubhat. Bila di Bulan Ramadhan kita dapat melaksanakan puasa selama sebulan penuh, maka bisakah kita berpuasa sunah di bulan-bulan lainnya? Dapatkah kita berpuasa 6 hari di Bulan Syawal? “Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadhan dan kemudian dia mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim).
Maukah kita berpuasa daud, senin dan kamis, atau berpuasa ayyamul biydh tiga hari setiap bulan? Bila saat berpuasa kita dapat menahan diri dari makanan, minuman dan sebagian perbuatan yang halal, maka setelah selesai berpuasa sebulan penuh dapatkah kita menahan diri dari melakukan hal-hal yang dilarang dan yang syubhat (masih samar halal dan haramnya)? Ini program pertama.
Kedua, Istiqamah dalam shalat malam. Pada saat Ramadhan, kita melaksanakan shalat malam berupa shalat tarawih dan witir setiap malam selama sebulan penuh. Bagaimana di 11 bulan setelah Ramadhan? Mau dan mampukah kita menjalankan shalat sunah di malam hari? Ini mengajarkan agar kita mengisi waktu malam bukan hanya dengan tidur malam, namun juga hendaknya diisi dengan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra berkata,”Rasulullah saw bersabda,”Wahai Abdullah janganlah kamu seperti Fulan, dia melakukan shalat tahajud, lalu meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, Istiqamah dalam tilawah. Bila di Bulan Ramadhan kita bergairah membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, maka mau dan mampukah kita terus membaca dan berupaya mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan-bulan lain setelahnya? “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim).
Keempat, Istiqamah dalam sedekah. Bila di Bulan Ramadhan kita latihan bersedekah untuk ta’jil setiap hari, maka dapatkah kita bersedekah setiap hari setelah Ramadhan berlalu. “Tidak ada suatu hari melainkan ada malaikat yang turun ke bumi. Malaikat pertama berdoa,”Ya Allah, berilah balasan kepada orang yang bersedekah.” Malaikat kedua berdoa,”Ya Allah, binasakan harta orang yang enggan bersedekah.”(HR. Bukhari dan Muslim). “Sebaik-baik kalian ialah yang memberikan makanan.” (HR. Hakim dan Thabrani). “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata,”Anjing ini hampir mati kehausan.” Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum.” (HR. Bukhari).
jika di Bulan Ramadhan kita menyantuni anak yatim dan dhu’afa, mau dan mampukah kita menyantuni anak yatim dan dhu’afa di bulan-bulan lain? “Sesungguhnya seorang laki-laki mengeluh kepada Nabi saw karena hatinya yang keras. Nabi saw bersabda,”Usaplah kepala yatim, dan berilah makan orang miskin.” (HR. Ahmad).
Kelima, Istiqamah dalam belajar dan mengajar. Bila di Bulan Ramadhan kita selalu mendapat pencerahan berupa ilmu, baik saat kultum tarawih, kultum shubuh, maupun kuliah dhuha, maka setelah Ramadhan mau dan mampukah kita untuk terus belajar menambah pengetahuan? “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah:11). “Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik lelaki maupun perempuan)” (HR. Ibnu Majah). “Siapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah akan memberikannya pemahaman terhadap agama.” (HR. Ibnu Majah). Ibnu Ruslan dalam Matan Zubad mengatakan,”Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya ditolak, tidak diterima.”
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim). “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari).
Keenam, Istiqamah dalam ‘itikaf. Bila di Bulan Ramadhan kita menyempatkan diri untuk ber’itikaf, maka mau dan mampukah kita ber’itikaf untuk melakukan muhasabah (evaluasi diri) di bulan-bulan yang lain? ‘itikaf agar fokus berdzikir. ‘Itikaf untuk melakukan perenungan dan evaluasi akan perjalanan yang sedang kita lakukan adakah lurus, apa kekurangan yang perlu dilengkapi, dst.
Ketujuh, Istiqamah dalam memakmurkan masjid. Masjid hendaknya dimakmurkan dengan shalat, dzikir, tilawah, ‘itikaf, kegiatan sosial, pengajian, dll bukan hanya di Bulan Ramadhan, namun juga di bulan-bulan lainnya. “Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Demikian beberapa amalan yang hendaknya dirutinkan, walaupun Bulan Ramadhan sudah berlalu. Semoga kita dapat beramal sholeh dengan istiqamah, amiin.
oleh: Rojaya (Wakil Dekan Fakultas Dakwah IAILM Suryalaya)