Hari Pendidikan Nasional: Momentum Menghidupkan Pendidikan Qalbu

Khutbah ke-1
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًۭا كَثِيرًۭا
الهي انت مقصودي ورضاك مطلوبي اعطني محبتك ومعرفتك
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas qudrat dan iradat-Nya, kita masih diberikan nikmat iman, islam, dan ihsan, serta panjang umur dalam keadaan sehat wal ‘afiat, sehingga pada kesempatan yang berbahagia ini, kita dapat melaksanakan ibadah salat jumat. Semoga ibadah kita diterima Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.
Salawat dan salam semoga senatiasa dilimpahcurahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada ahli keluarganya, sahabatnya, tabiin, taabittaabiin, dan aulia Allah. Semoga pula kita sebagai umatnya senantiasa mendapat limpahan syafaatnya, amin ya rabbal alamin.
Selanjutnya khatib berwasiat, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Hari ini adalah hari yang istimewa, karena bertepatan dengan tanggal 2 Mei 2025, yang di Indonesia kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional, mengenang jasa Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional kita. Beliau dikenal dengan semboyannya: “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.” Sebuah ajaran luhur tentang kepemimpinan dalam mendidik.
Pada khutbah kali ini, khatib mengajak jamaah tidak hanya berbicara tentang pendidikan otak dan kecakapan duniawi, tetapi juga tentang pendidikan hati. Karena sesungguhnya dalam Islam, hati adalah pusat dari seluruh amal dan perilaku manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهِيَ القَلْبُ رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pendidikan yang sejati tidak hanya membentuk akal, tapi juga qalb.
Dan di sinilah relevansi besar dari pesantren sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membimbing hati. Salah satu pesantren yang konsisten dalam pendidikan hati adalah Pondok Pesantren Suryalaya, yang mengembangkan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah.
Di pesantren ini, para santri tidak hanya belajar ilmu fiqih, tafsir, dan bahasa Arab, tetapi juga dibina untuk membersihkan hati dari sifat-sifat tercela, melalui amalan dzikir, khataman, manakib dan amaliah lainnya yang telah dicotohkan guru agung Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra.
Salah satu sosok sentral dalam pendidikan hati di Pondok Pesantren Suryalaya adalah Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin atau Abah Anom. Beliau bukan hanya seorang mursyid tarekat, tetapi juga pendidik sejati.
Metode beliau dalam mendidik hati para santri dan muridnya tidak hanya melalui pengajaran dzikir, tetapi juga melalui keteladanan, kasih sayang, dan kedisiplinan spiritual. Abah Anom membimbing para muridnya untuk membersihkan hati dari penyakit ujub, riya, hasad, dan takabbur, serta menanamkan sifat-sifat mulia seperti ikhlas, sabar, rendah hati, dan taat kepada Allah. Beliau juga menekankan pentingnya mujahadah sebagai sarana latihan rohani — sebuah pendidikan yang menyentuh batin, bukan sekadar kognitif.
Salah satu pesan beliau yang sangat mendalam adalah bahwa pendidikan yang tidak menyentuh hati hanya akan melahirkan manusia pintar tetapi tidak kenal Allah SWT. Oleh karena itu, melalui amalan TQN Suryalaya, beliau mendidik manusia agar sadar akan kehadiran Allah dalam setiap detik kehidupan, bukan hanya pandai berdalil.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam ajaran TQN Suryalaya, zikir yang dilakukan secara istiqamah bukanlah sekadar amalan ritual, tetapi alat untuk membersihkan hati dari berbagai noda rohani. Dalam hal ini rasulullah SAW bersabda;
Innal Quluba Latashdau kamaa tashdau bihilhadidu wajilaauhaa zikrullah (Al-Hadits)
Artinya: ‘’Bahwasanya hati itu kotor seperti berkaratnya besi dan alat pemberihnya dalah zikullah’’.
Hati yang semula keras karena dosa akan menjadi lunak. Hati yang gelap karena lalai akan menjadi terang karena dzikir.
Maka istiqamah dalam zikir adalah kunci pendidikan hati. Sebab dzikir Laailaahailloh adalah zikir dan cara paling efektif untuk menghubungkan kembali hati yang lalai kepada Allah. Allah berfirman;
وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ
Artinya, ‘’Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)’’ (QS. Al-Ankabut:45).
Hadirin siding jumat rahimakumulloh
Seperti yang sering ditekankan oleh pengersa Abah Anom, “Dzikir yang diulang-ulang dengan istiqamah akan menjadi cahaya dalam hati. Dan hati yang bercahaya akan memandu pemiliknya menuju ridha Allah.” Allah berfirman dalam surat al-Jumu’ah: 10
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya ‘’dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung’’.
Dalam ayat lain Allah berfirman
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًۭا كَثِيرًۭا
Artinya: ‘’Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya””. (QS. Al-Ahzab:41)
Oleh karena itu, mari kita hidupkan zikir dalam keseharian. Bukan hanya saat ada waktu luang, tapi dijadikan sebagai nafas ruhani — sebab dengan zikir yang istiqamah, hati akan menjadi jernih, dan jernihnya hati adalah sumber dari segala kebaikan dan keteangan. Allah berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Di tengah dunia modern yang serba cepat dan penuh fitnah, pendidikan hati menjadi sangat mendesak. Kita menyaksikan maraknya krisis moral, rendahnya integritas, bahkan di kalangan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Itu karena pendidikan mereka belum menyentuh hati.
TQN Suryalaya, melalui amalannya utamanya zikir kepada Allah SWT, menekankan pentingnya hidup yang bersih dari maksiat lahir dan batin, serta senantiasa dalam dzikir dan muraqabah kepada Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Hari Pendidikan Nasional yang kita peringati hari ini harus menjadi momen muhasabah:
Apakah pendidikan yang kita jalani telah menyentuh hati anak-anak kita?
Apakah sekolah, pesantren, dan rumah tangga kita telah menjadi tempat yang menumbuhkan akhlak, adab, dan kesadaran spiritual?
Pesantren Suryalaya telah memberi contoh bahwa pendidikan tidak cukup hanya dengan metode dan kurikulum modern, tetapi harus dibarengi dengan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Di sinilah pentingnya dzikir sebagai metode pendidikan hati — menghidupkan qalbu agar terhubung kembali dengan Allah SWT.
Mari kita kembali menjadikan dzikir sebagai nafas hidup, bukan hanya ritual. Mari kita dorong anak-anak kita bukan hanya menjadi cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang bersih, penuh kasih, dan takut kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)
Maka mari kita jadikan momentum Hari Pendidikan Nasional ini sebagai tekad bersama untuk menguatkan pendidikan hati, agar lahir generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga shaleh, jujur, dan memiliki kasih sayang universal.
Mudah-mudah kita diberi kekuatan dan keistiqomahan untuk mengamalkan zikir kepada Allah, sehingga hati menjadi bersih dari penyakit hati dan pada akhirnya menjadikan kita, manusia yang berakhlakul karimah. Amin ya rabbal alain.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ. وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ . وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِرَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. ر بَّنَا أَنزِلْنِى مُنزَلًۭا مُّبَارَكًۭا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ