Pengurus Lembaga Dakwah Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (LDTQN) Kota Bandung adakan musyawarah Mubaligh LDTQN Se-Kota Bandung.
Kegiatan ini bertujuan untuk penyeragaman amaliyah harian, mingguan dan bulanan TQN Pondok Pesantren Suryalaya yang biasa diselenggarakan di setiap wilayah atau masjid-masjid ikhwan di Kota Bandung.
Dalam pelaksanaan musyawarah kali ini terasa berbeda seperti biasanya, para mubaligh dipersilahkan untuk menyampaikan langsung hal-hal yang biasa terjadi secara faktual di lapangan untuk kemudian di olah menjadi data solusi guna mengamalkan, mengamankan dan melestarikan ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya.
Musyawarah seperti ini akan menjadi agenda rutin para mubaligh setiap bulannya. Selain membahas secara langsung hal yang terjadi di lapangan, para mubaligh juga saling mengevaluasi guna pengamalan secara terarah dan terpadu melalui LDTQN di Kota Bandung.
“Dalam pelaksanaannya, tentulah bukan suatu hal yang mudah untuk dapat dibenarkan secara dzohir ataupun lahiriah jika pengamalan yang tidak sesuai dengan amanat pangersa Guru Agung Abah Anom membudaya. Menyikapi hal tersebut, LDTQN bersama Mubaligh se-Kota Bandung melaksanakan kegiatan riyadoh bersama yang menjadi lanjutan agenda kedepannya. Tentunya dalam mengamankan dan melestarikan ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya diperlukan pengamalan yang kuat terlebih dahulu dari setiap pribadi yang akan menjadi penjaganya.” Ujar Sekjen LDTQN Kota Bandung.
Lebih jauh Sekjen LDTQN Kota Bandung menyampaikan bahwa kebersamaan Mubaligh LDTQN kali ini diharapkan menjadi sarana pemersatu ikhwan wal akhwat Se-Kota Bandung dalam mengamalkan TQN Ponpes Suryalaya. Mubaligh akan serta merta menjadi “teman dekat” para ikhwan wal akhwat yang tidak hanya mengisi kajian ilmiah saja dalam setiap kesempatan manakib tapi juga menjadi sebab yang dapat mengembalikan ghirah amaliyah bagi para ikhwan wal akhwat yang ada di Kota Bandung.
“Dengan niat yang tulus dan proses yang serius semoga Allah memudahkan niat LDTQN Kota Bandung yang tentunya juga atas berkah Pangersa Abah Anom ra, menjadi bekal ibadah dan dapat diakui sebagai murid beliau.” tutupnya.
Arlich