TQN Suryalaya: Teosentris dan Antroposentris

Teosentris artinya berpusat pada ketuhanan. Antroposentris artinya berpusat pada kemanusiaan.
TQN Suryalaya di satu sisi bersifat teosentris, karena tarekat dzikir, yaitu dzikir lisan dan dzikir jinan/ dzikir khofi (Miftahus Shudur, juz 2, hlm. 6). Dzikir diharapkan membakar qolbu manusia, sehingga di dalamnya hanya ada Allah dan tidak ada selain-Nya (Miftahus Shudur, juz 2, hlm. 20).
Namun di sisi lain, TQN Suryalaya bersifat antroposentris atau berpusat pada kemanusiaan. Dzikir dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya. Manusia secara fisik dan karakter. Dzikir jahar antara lain berfungsi untuk mensucikan jiwa dari sifat- sifat tercela dan sifat hewani (Miftahus Shudur, juz 1, hlm. 4).
Sisi antroposentris TQN Suryalaya nampak pada wilayah khidmah. “Siapa yang bagus khidmahnya, maka wajib mendapat limpahan karomah Mursyidnya.” (Miftahus Shudur juz 1, hlm. 22). Khidmah yang bagus diikhtiarkan dengan terus mengamalkan dzikir dengan benar dan ikhlas, sehingga diharapkan khidmahnya tidak disertai sifat burung merak (riya) dan semacamnya.
Berkhidmat atau melayani adalah perwujudan dari sisi antroposentris TQN Suryalaya. Abah Sepuh ra membangun Bendungan Nur Muhammad adalah dalam rangka membantu para petani sekitar yang sawahnya kekeringan susah air agar dapat diairi sehingga dapat ditanami padi dan dipanen. Di bangunnya Pasar di Warudoyong adalah khidmah Abah Sepuh ra untuk membuat saluran pemasaran bagi hasil pertanian masyarakat dan memenuhi kebutuhan warga akan hasil- hasil pertanian dan lainnya. Dikisahkan saat terjadi kemarau dan kesulitan pangan, Abah Sepuh ra setiap hari membuat bubur dan dibagikan free kepada orang- orang yang membutuhkan.
Jejak khidmah Abah Sepuh ra yang tak terhitung diteruskan oleh Abah Anom ra. Pembuatan rehabilitasi model inabah merupakan bentuk khidmah Abah Anom ra untuk membantu mereka yang menjadi korban NAPZA dan lainnya. Kiprah ini mendapat pengakuan dunia sehingga diberi penghargaan dari WHO Perserikatan Bangsa- bangsa.
Lembaga pendidikan formal di bawah Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya dari TK sampai Perguruan tinggi juga bagian dari khidmah di bidang pendidikan untuk mencerdaskan warga masyarakat agar memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tentu di tulisan ini tidak dapat dimuat peran khidmah Abah Sepuh ra dan Abah Anom ra secara lengkap dan detil. Tulisan ini hanya menulis sedikit jejak khidmah para Mursyid TQN Suryalaya.
Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita untuk berdzikir dan berkhidmah. Kita pun menyadari mengapa TQN Suryalaya yang tarekat dzikir perlu diimbangi dengan khidmah. Karena ada sisi teosentris dan antroposentris dalam TQN Suryalaya. Allah sebagai tujuan dalam segala ibadah dengan metode dzikir, namun manusia dan kemanusiaan sebagai wadah bagi kita untuk berkhidmah menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi. Wallahu ‘alam
(Rojaya, Ketua Divisi Kajian dan Literasi Tasawuf DPP LDTQN Pondok Pesantren Suryalaya).