Ketua Umum LDTQN Pontren Suryalaya Menjadi Narasumber Seminar Tasawuf dan Kebangsaan
Ketua umum Lembaga Dakwah Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (LDTQN) Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Dr. Muhamad Kodir, M.Si menjadi narasumber seminar tasawuf dan kebangsaan (04/05/2023). Seminar dalam rangka milad Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya Tasikmalaya ke-37 itu digelar di gedung Tarminah Bakti Kampus Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya.
Selain Kodir, tampil sebagai keynote speaker, H. Syarif Bastaman, SH. MBA., membahas Demokrasi dan Perwujudan Negara Kesejahteraan. Dr. H. Beni Budiman, MS. (Ketua Komisi 1 DPDR Propinsi Jawa Barat), membahas Nasionalisme, Mandat Sejarah Perjuangan Bangsa, Dr. H. Asep Salahudin, MA (Rektor IAILM) membahas Tasawuf Kebangsaan dan Spiritualisme Kebahagiaan, dan Dr. Muhamad Kodir, M.Si. menyoroti tentang Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya dalam Menjaga Spirit Berbangsa dan Bernegara.
Dalam paparannya, Kodir yang juga wakil rektor 1 IAILM Suryalaya Tasikmalaya membahas tentang enam spirit berbangsa dan bernegara. Menurutnya ada enam spirit berbangsa dan bernegara tersebut yaitu kesadaran identitas, kepedulian terhadap sesama, toleransi atau penghargaan terhadap keragaman, cinta tanah air, mengutamakan kepentingan nasional, dan partisipasi sipil. Ia menjelaskan, patriotisme Suryalaya tergambar dalam logo Suryalaya yaitu kupu-kupu. ‘’Kupu-kupu adalah simbol dari proses ruhaniah manusia dan warna kupu-kupu dalam loga Suryalaya adalah merah putih. Kupu-kupu berasal dari ulat, ulat menjadi kepongpong, dan kepongpong menjadi kupu-kupu. Kepongpong merupakan proses menempa diri untuk menjadi kupu–kupu. Begitupun manusia, agar menjadi manusia yang baik maka harus bermetamorposis’’.
Menurutnya, ada dua hal yang merupakan proses metamorposis manusia yaitu hal yang tidak disengaja seperti musbah, ujian, kesulitan dan lain sebagainya dan yang kedua hal yang disengaja yaitu riyadhoh (latihan). Dalam kontek TQN Suryalaya Tasikmalaya, terang dia, dikenal dua jenis riyadhoh yaitu riyadhoh umum yakni dzikir, khataman, manakib, shalat-shalat sunat, dan khidmat. Yang kedua riyadhoh khusus yaitu riyadhoh yang diberikan secara khusus oleh guru mursyid TQN Pontren Suryalaya atau meminta kepada guru mursyid TQN Pontren Suryalaya. Ketika manusia lulus dari ujian, musibah, kesulitan dan riyadhoh, maka manusia akan menjadi insan kamil yakni seluruh lapisan halusnya (latifah) dalam dirinya senantias diisi dengan dzikrullah (mengingat Allah SWT.) Manakala itu tercapai akan muncul spirit berbangsa dan bernegara yang utuh, pungkasnya.